Category: Fiksi
PAHIT PAHIT. Gaji pertamaku cuma seribu rupiah. JAMU PAHIT. Sudah kumasukkan 100 buah pare di dalamnya. PERCOBAAN. Kuhisap darah birumu. Ternyata rasanya pahit! PENGANTIN MALAM BULAN PURNAMA. Saatnya kujemput pengantinku. SERASI. Pengantin pria dan wanita itu sama-sama mempunyai dada 34B. KOMPETISI PEMENANG UTAMA KOMPETISI. Semua sainganku sudah kukunci …
Sore ini sepulang kerja, aku menyempatkan diri pergi ke toko buku yang letaknya berdekatan dengan kantorku. Di jam-jam seperti ini, toko buku itu hampir selalu sepi dari pengunjung, aku suka pergi ke sana setelah pulang kerja. Nyaman sekali membaca buku dalam suasana sepi, selain itu aku berharap bertemu dengan seseorang… …
“Ryan, tunggu!” “Ada apa, Wi.” Ryan menghentikan langkahnya. “Kau tau, hari ini hari apa?” “Sabtu.” “Bego! Bukan itu maksudku. Hari ini hari special, ingat nggak?” “Nggak tuh.” “Hari ini hari ulang tahunku, masa lupa sih?” “Oh iya, selamat ulang tahun ya.” “Kadonya mana?” “Sorry, aku benar-benar lupa. Senin aja ya. …
LAUT LAUT MATI. Banyak potongan tubuh manusia terkubur di dalamnya. LAUT. Sayang, inilah rumah barumu. Wajah gadisku tiba-tiba memutih. MABUK LAUT. Kumasukkan ikan hiu ke dalam mulutku. Seketika peningku hilang. DANDAN. Kubasuh mukaku di Laut Merah. Sejak itu wajahku selalu merona. KEHABISAN SIRUP. Ibu mengambil air di Laut Merah sebagai …
Photo koleksi pribadi RinRin Indrianie Aku mengenalnya, bahkan sangat mengenalnya. Si lelaki tua yang masih saja bekerja sebagai tukang becak di usia senjanya. Aku dapat melihat dengan jelas kerutan di wajah tuanya yang penuh dengan cerita kehidupan yang mengiringi hari-harinya. Meski begitu wajah keriput itu selalu menyapaku dengan …
* Sumber Gambar * Pagi itu, sebelum jam sembilan pagi Warti sudah muncul di depan rumahku. “Aku belum siap War.” “Ayo cepet, sudah hampir jam 9 ini. Sudah….tidak usah dandan, nanti juga ada kok yang ndandanin kamu.” “Tapi War..” “Apalagi sih Yun, ayo cepet. Kapan lagi ada kerjaan seperti …
Kulirik jam tanganku, sudah hampir jam 3 sore. Kupercepat langkahku menuju lapangan basket yang ada di pekarangan sekolah. Teman-teman sudah bayak yang datang. Sahabatku, Wanda dan Hana juga sudah menungguku di sana. “Sita, ayo cepet. Sudah hampir mulai nih.” “Iyaaa. Lho Pak Pur mana?” “Tuh ketinggalan berita kan? Makanya jangan …