Category: Fiksi

Fiksi

Quis Monday FlashFiction Prompt #3 : Aku Benci Kemacetan

Credit  Aku benci kemacetan! Menatap deretan mobil di depanku membuat perasaanku bercampur aduk.  Mobil merayap perlahan seperti semut. Suara klakson bersahutan memekakkan telinga, membuat hatiku bertambah gila.   Terbayang di benakku, beberapa bulan lalu, saat aku dan ibu terjebak macet. “Mayang, sudah berapa lama kita terjebak macet ini?” Ibuku mulai …
Fiksi

Prompt # 12 : Konde

Kuambil pakaian-pakaianku yang sudah terlipat rapi di keranjang baju dekat meja setrika. Aku terkejut saat aku secara tak sengaja menyenggol sesuatu yang besar dan menyembul. Astaga! Konde? Tapi, siapa yang pakai konde di rumah ini?   credit  Konde ini bukan konde modern dan terkesan sangat sederhana. Di rumah cuma ada …
Fiksi

Prompt #11 : Nota

Credit – Stasiun Gambir ,19 Maret 2013 – Siang itu panas sekali, peluh mulai bercucuran di keningku. Aku duduk di kursi paling pojok dan meminum jus melon yang kubeli. Hhh…lega. Rasa dingin dari jus itu mengembalikan semangatku. Kulirik jam tanganku. Sepuluh menit lagi.  Aku  segera memesan satu gelas jus jeruk …
Fiksi

Prompt #10 : Shioban dan Kereta Kuda

Credit “Kereta kuda hanya untuk para ratu dan penyihir.” “Memangnya apa yang akan kamu lakukan jika aku menginginkannya?” kata Shioban sambil mendelik ke arah jin penjaga. “Apa? Berani benar kau melawan aku!” “Siapa takut! Aku juga bisa sihir. Lihat!” Shioban mengangkat tangannya ke atas, dan … Tring! Jin penjaga terkejut, …
Fiksi

Quis Monday FlashFiction Prompt #2 : Pintu

Sudah jam 12 malam, tapi mataku ini tak jua mau terpejam. Malam ini rasanya agak aneh, mungkin karena aku tak biasa tidur sendirian. Sial! Kenapa pula  si Ratih itu harus menginap di kost adiknya? Dia kan tau kalau aku ini sangat penakut.   Teman-teman kost sangat sering menggodaku. “Nia, kok …
Fiksi

Prompt #9 : Parfum

credit Ken memejamkan matanya, menikmati aroma wangi kopi  yang menyerbu indera penciumannya. Diteguknya kopi dihadapannya perlahan, segera saja sensasi hangat mengalir di tenggorokannya. Sekilas bayangan wajah manis seorang gadis memenuhi benaknya.
Fiksi

[BeraniCerita #05] Lorong

Sepertinya suasana malam ini tidak begitu bersahabat bagi Riana. Angin yang dingin membuat dia memaki dirinya sendiri kenapa lupa membawa jaketnya yang tertinggal di mobil. Lorong yang tidak terlalu terang karena beberapa lampu mulai dimatikan. Dan kenapa tidak ada orang bersliweran? Padahal masih jam 8 malam. “Nah, sebentar lagi sudah …