* Foto milik Febriyan Lukito *
Kau duduk mematung menatap langit yang mulai berwarna jingga.
Senja.
Yah, senja mulai datang.
Dulu, kau sangat menikmati senja. Setiap akhir pekan, kau datang berdua dengan kekasihmu, duduk di sebuah café dekat Kuta Square, menikmati minuman dan kue manis kesukaan kalian berdua, sambil mengkhayal masa depan.
“Anak kita nanti, kita beri nama Senja, ya?” tanyamu.
Kekasihmu tersenyum, mengangguk dan merangkul bahumu lembut.
“Iya, anak kita nanti, laki-laki ataupun perempuan, akan kita beri nama Senja.”
Kau pasti tak akan pernah lupa saat-saat romantis menikmati senja bersama kekasih tercintamu itu, bahkan kadang sampai larut malam. Kau pasti akan selalu mengingatnya.
Tapi lihat sekarang, sekarang kau hanya duduk sendirian menatap semburat jingga di cakrawala. Minumanmu sama sekali tak kau sentuh, begitu juga sepotong kue hanya tergeletak manis di hadapanmu.
Sudah setahun, kekasihmu tak pernah menemanimu lagi. Tapi kau tetap setia menunggunya setiap akhir pekan dan mungkin akan selalu mengulang kata yang sama dalam hatimu.
Kalau saja aku tidak memintamu menungguku di café itu, pasti kita akan tetap bersama. Kalau saja aku tidak terlambat datang, kalau saja….
Jangan! Jangan salahkan dirimu! Kekasihmu pasti tau, kau terlambat datang karena harus mengurus ibumu yang mendadak demam waktu itu.
Kalau saja kau datang tepat waktu, kau akan menghilang bersama kekasihmu. Mungkin itu yang kau inginkan, karena kau sangat mencintai kekasihmu. Tapi takdir tak berpihak padamu.
Tak ada seorangpun yang bisa menghapus air mata yang membasahi mata indahmu itu. Tak ada yang sanggup mengukir kembali senyum di bibirmu. Hatimu sudah membeku.
Senja terlihat begitu muram dan menyakitkan bagimu, sejak serangan bom waktu itu menghancurleburkan raga kekasihmu, menghilang bersama senja yang menghitam.
Kau tetap menunggu.
***
Word : 272
Ini bom bali??? Err aku pikir yg menceritakan itu pelayan ato apa
iya bom Bali, Jiah
Mb lianny..coba yang bagian awal kalimat “anak kita nanti, kita beri nama senja ya.” dan percakapan setelahnya.brrti si pov 2 ini mendengar percakapan tsb.pov 2 harus ikut jadi tokoh ga sih? Kalau dari ceritanya aq nebaknya kan si pov 2 ini sahabat mereka kan?tapi pe nguping prckpan pribadi gitu..ato pov2 ga musti jadi tokoh di cerita?
Nggak mesti jadi tokoh cerita sih mestinya
satu sisi senang bisa selamat tapi sisi lain jadi kehilangan kekasih ya
Iya, kehilangan banget pasti
wah…sedih ceritanya…si kekasih meninggal ya mbak.
em, itu kebiasaan orang muda pas pacaran dah mikirin nama anak aja
aku dulu waktu pacaran nggak minikrin nama anak hahaha 😀
Aku pernah mikir gitu
ckckckc
hahahaha 😀
Wahhh….bom Bali 🙁
Iyaaa
Kekasihnya kemana emang?
Apa terjadi kecelakaan?
Meninggal terkena bom
Oh…. 🙁
Selalu suka dengan prompt-nya. Pengen bisa bikin kayak begini. Hikssss…
Ayo coba bikiinnn mak Nia 🙂
sedih juga… 🙁
iyaa
indah banget sunsetnya teh
Iya, indah. Foto punya teman 🙂