Fiksi

Prompt #14: Desa Berselimut Salju

Liburan sekolah kulewatkan bersama Nai, anakku, dengan pergi ke desa Shirakawa, tempat tinggal adikku. Hujan salju membuat hamparan putih di sepanjang jalan dan atap rumah penduduk.

“Ma, boleh aku main di luar? Aku ingin membuat boneka salju,” pinta Nai. Kei, keponakanku yang berumur 5 tahun menarik-narik tanganku.

“Di luar dingin, main di dalam saja ya.” Kupandang kedua anak kecil yang seumuran itu dengan senyum.

“Sebentar saja kok, boleh kan?” pinta Nai memelas.

“Baiklah, tapi sebentar saja. Mama dan tantemu akan menyiapkan makanan hangat untuk kalian.”

“Hore!” Keduanya berlari keluar sambil membawa sekop kecil di tangan mereka.

 

Aku dan adikku mulai sibuk menyiapkan makanan hangat untuk mereka. Setengah jam kemudian, makanan sudah siap.  Aku bergegas keluar, hanya Kei yang kulihat.

“Kei, mana Nai? Ayo cepat masuk.”

“Itu! Nai jadi boneka saljunya,” Kei menunjuk onggokan salju besar di depannya.

“Apa?  Nai!” Aku tercekat.  Secepat kilat kusingkirkan onggokan salju itu, dan kutemukan Nai membeku dalam posisi duduk.

Nai, bodohnya kamu!

Meski seberapa kerasnya aku berusaha menghangatkan tubuh Nai, tubuh mungil itu tetap dingin membeku, tak bergerak.

 

“Kak..”

Sentuhan pelan di pundakku membuyarkan semua kenanganku tentang Nai.

“Sudah dua tahun, Kakak  masih teringat Nai? Ikhlaskan Kak, Nai sudah tenang di alam sana,” adikku merangkul bahuku.

Aku menarik napas panjang, kupandang hamparan salju di depanku dengan perasaan pilu. Kerinduanku pada Nai, akhirnya mengantarkan aku kembali ke tempat ini.

Nai, apakah kau ada disini? Mama rindu ingin memelukmu.

Aku menengadahkan wajahku ke atas, menahan air mataku yang hampir tumpah. Saat itulah butiran salju menimpa wajahku. Dingin. Tapi entah kenapa, tiba-tiba saja aku merasakan kehangatan di pipiku, kehangatan yang akhirnya merambat hingga lubuk hatiku.  Begitu hangat, begitu damai. Dan untuk pertama kalinya sejak kehilangan Nai, aku bisa tersenyum lagi.

***

 

credit: dokumentasi pribadi Kartika Kusumastuti

 

Ah, wajahmu begitu pucat. Andai aku bisa menghapus kesedihanmu.

Kupandang penuh rindu sosok perempuan yang begitu kucintai itu.

Meski dunia kita berbeda, kita punya rindu yang sama.

Mama, tersenyumlah untukku, untuk diriku yang sudah menyatu dengan salju putih ini …

Dengan lembut, kuusap perlahan wajahnya dan kucium pipinya sepenuh hatiku.

 

Word: 329

 

Note: Desa Shirakawa adalah nama sebuah desa yang terletak di Prefektur Gifu, Jepang. Merupakan salah satu tempat yang menerima paling banyak hujan salju di Jepang.

 

39 Comments

  1. sari widiarti May 29, 2013
    • Lianny May 30, 2013
  2. Diah Kusumastuti May 29, 2013
    • Lianny May 30, 2013
  3. Novia Wahyudi May 29, 2013
    • Lianny May 30, 2013
  4. andiah May 29, 2013
    • Lianny May 30, 2013
  5. bellacitra May 29, 2013
    • Lianny May 30, 2013
  6. hana May 29, 2013
    • Lianny June 5, 2013
  7. rinibee May 29, 2013
    • Lianny May 30, 2013
  8. sabda awal May 30, 2013
    • Lianny May 30, 2013
  9. junioranger May 30, 2013
    • Lianny May 30, 2013
  10. Lianny May 30, 2013
  11. kartika kusumastuti May 30, 2013
    • Lianny May 30, 2013
  12. ajen May 30, 2013
    • Lianny May 30, 2013
  13. mazmo May 30, 2013
    • Lianny May 30, 2013
  14. ronal May 30, 2013
    • Lianny May 31, 2013
  15. Ayu Citraningtias May 30, 2013
    • Lianny May 30, 2013
  16. Matris May 31, 2013
    • Lianny May 31, 2013
  17. RedCarra May 31, 2013
    • Lianny June 1, 2013
  18. Liyaa May 31, 2013
    • Lianny June 1, 2013
  19. Kakaakin May 31, 2013
    • Lianny June 1, 2013
    • Lianny June 1, 2013

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.