Liburan sekolah kulewatkan bersama Nai, anakku, dengan pergi ke desa Shirakawa, tempat tinggal adikku. Hujan salju membuat hamparan putih di sepanjang jalan dan atap rumah penduduk.
“Ma, boleh aku main di luar? Aku ingin membuat boneka salju,” pinta Nai. Kei, keponakanku yang berumur 5 tahun menarik-narik tanganku.
“Di luar dingin, main di dalam saja ya.” Kupandang kedua anak kecil yang seumuran itu dengan senyum.
“Sebentar saja kok, boleh kan?” pinta Nai memelas.
“Baiklah, tapi sebentar saja. Mama dan tantemu akan menyiapkan makanan hangat untuk kalian.”
“Hore!” Keduanya berlari keluar sambil membawa sekop kecil di tangan mereka.
Aku dan adikku mulai sibuk menyiapkan makanan hangat untuk mereka. Setengah jam kemudian, makanan sudah siap. Aku bergegas keluar, hanya Kei yang kulihat.
“Kei, mana Nai? Ayo cepat masuk.”
“Itu! Nai jadi boneka saljunya,” Kei menunjuk onggokan salju besar di depannya.
“Apa? Nai!” Aku tercekat. Secepat kilat kusingkirkan onggokan salju itu, dan kutemukan Nai membeku dalam posisi duduk.
Nai, bodohnya kamu!
Meski seberapa kerasnya aku berusaha menghangatkan tubuh Nai, tubuh mungil itu tetap dingin membeku, tak bergerak.
“Kak..”
Sentuhan pelan di pundakku membuyarkan semua kenanganku tentang Nai.
“Sudah dua tahun, Kakak masih teringat Nai? Ikhlaskan Kak, Nai sudah tenang di alam sana,” adikku merangkul bahuku.
Aku menarik napas panjang, kupandang hamparan salju di depanku dengan perasaan pilu. Kerinduanku pada Nai, akhirnya mengantarkan aku kembali ke tempat ini.
Nai, apakah kau ada disini? Mama rindu ingin memelukmu.
Aku menengadahkan wajahku ke atas, menahan air mataku yang hampir tumpah. Saat itulah butiran salju menimpa wajahku. Dingin. Tapi entah kenapa, tiba-tiba saja aku merasakan kehangatan di pipiku, kehangatan yang akhirnya merambat hingga lubuk hatiku. Begitu hangat, begitu damai. Dan untuk pertama kalinya sejak kehilangan Nai, aku bisa tersenyum lagi.
***
credit: dokumentasi pribadi Kartika Kusumastuti
Ah, wajahmu begitu pucat. Andai aku bisa menghapus kesedihanmu.
Kupandang penuh rindu sosok perempuan yang begitu kucintai itu.
Meski dunia kita berbeda, kita punya rindu yang sama.
Mama, tersenyumlah untukku, untuk diriku yang sudah menyatu dengan salju putih ini …
Dengan lembut, kuusap perlahan wajahnya dan kucium pipinya sepenuh hatiku.
Word: 329
Note: Desa Shirakawa adalah nama sebuah desa yang terletak di Prefektur Gifu, Jepang. Merupakan salah satu tempat yang menerima paling banyak hujan salju di Jepang.
sedih ya mak…
haaa.. jdi sedih kalau mengenang orng yg sedang tiada 🙁
Iya mak, emang sedih. Tapi tidak boleh terpaku dengan masa lalu, hidup harus terus berjalan #eh ..
Menyedihkan sekali, ya, Mbak… Bagus ceritanya 🙂
Makasih mbak. Ini lebih ke perenungan pribadi buatku, supaya lebih waspada mendampingi anak kecil bermain.
sukses mewek… T,T
kiirain ceritanya udeh selesai setelah foto,, taunya ada lanjutannya.. hihi..
Mewek bareng2 ..
Sedih :((
Yang nulis juga sedih hiks ..
Sediiiih :((( latarnya jepang lagi kayanya nih 🙂
iya, latar Jepang, hasil googling nih 🙂
beneran deh aku tersentuh bangettt
sukaa yg ini
makasih mak Hana *eh comment ini kok bisa masuk pending yah, baru nyadar ..
Nyesek 🙁
iya 🙁
baru pertama kali kemari nih, mbak orang atau keturunan jepang?
Aduh, ini fiksi lho. Bukannnn, aku bukan orang Jepang kok. Ini settingnya memang Jepang, hasil googling. Makasih udah mampir 🙂
Perpindahan POV nya keren. bner kan yah ada perpindahan. hehe meraba2
Iya, ada perpindahan POV. Masih taraf belajar ini Jun 🙂
Yang nulis juga sesek napas *menghayati …
huhuhuhu…. ikutan nangis bareng-bareng. :'(
Yuk, bertangisan .. :'(
Bagusss
penggunaan di aja mbak yg keliru
Di dalam
Di atas
Sudah di edit. Makasih Ajen buat koreksinya. 🙂
Ikut larut dalam cerita. Sedih. 🙁
hikss 🙂
mama 🙁
Mama dipanggil Ronal tuh … 🙂
Meweekkkk.. jadi ibu harus hati2 ya jaga anak-anaknya biar gak main sembarangan.
Saran: Untuk pemisahan 2 waktu yang berbeda mungkin sebagiknya dikasih tanda pemisah seperti *****, untuk membedakan dua waktu saja sih mbak, hehehe
iya bener, makasih Ayu buat masukannya 🙂
sedihh juga.. 🙁 hiksss..
hikssss ..
eh akhirnya nyobain 2 PoV. ^__^ dan kayaknya sukses.
Haseegg..
*eh komenku kok beda sendiri yak* *celingak celinguk*
iyaaaa, pengen nyobain 2 PoV he he ..
* Eh ngapain celingak celinguk disitu, masuk aja mak, di luar banyak salju lho, ntar kedinginan … 🙂
ugh, sedihnyaaa….
mama, aku sayang mama… :'(
Yup, i love you mom …
Waah… Endingnya beneran gak nyangka. Kirain hanya berhenti di atas foto 🙂
Lagi-lagi, setting Jepang bikin iri 🙁
Kakaakin, emang kali ini banyak yg setting Jepang ya * ngebayangin salju dan bunga sakura ..
Menarik sekali, membuat lompatan dengan penempatan gambar 🙂
Makasih mbak Evi udah mampir di sini 🙂