Pantai Kuta merupakan salah satu pantai yang wajib dikunjungi jika kita pergi ke Bali. Kata orang sih, belum lengkap kalau ke Bali tanpa mengunjungi Pantai Kuta, padahal di Bali banyak pantai lain yang tak kalah indahnya.
April 2011, pertama kalinya kami sekeluarga mengadakan perjalanan ke Pulau Dewata, kami cuma sekitar 10 menit saja di Pantai Kuta karena kondisi saat itu sedang kotor, banyak sampah di pasirnya. Jadi malas berlama-lama, apalagi saat itu masih siang, sedang panas-panasnya. Nah, bulan Agustus 2013 lalu saat kami pergi lagi ke Bali, Pantai Kuta dalam keadaan bersih, jadi kelihatan indahnya. Menikmati senja di Pantai Kuta sambil menunggu sunset, merupakan pengalaman yang tak akan terlupakan bagi kami.
Pemandangan apa yang biasanya tampak di Pantai Kuta selain pantainya itu? Turis asing! Yaaa, betul! Terus apa lagi? Kepang rambut! Hahaha… iya, kepang rambut. Begitu kami tiba di pantai, langsung dikerubuti oleh ibu-ibu yang menawarkan jasa untuk mengepang rambut. Selain kepang rambut ada juga sih yang menawarkan pijat dan mengecat kuku. Nah, kalau bapak-bapak biasanya menawarkan tatto. Aku sendiri tidak berminat untuk kepang rambut, sudah tua kok mau bergaya 🙂 Anakku yang paling besar yang akhirnya tertarik untuk dikepang rambutnya. Awalnya aku bilang nggak usah, buat apa sih kepang rambut segala.
Saat hari terakhir kami di Bali, kami menyempatkan sekali lagi pergi ke Pantai Kuta ini. Anakku rupanya masih penasaran ingin dikepang, dia berkali-kali melirik anak-anak yang sedang dikepang rambutnya. Kasihan juga aku jadinya, kupikir nggak ada salahnya rambutnya dikepang, toh cuma sekali ini saja, kan besok siangnya kami sudah harus pulang. Akhirnya saat ada seorang ibu yang menghampiri kami menawarkan jasa untuk mengepang rambut, aku bertanya kepada ibu itu. Si ibu membuka harga seratus ribu. Haduh, mahal amat yaa… kutawar saja 30 ribu. Si ibu menurunkan harga jadi 75 ribu, dan akhirnya setelah tawar menawar aku setuju harga 60 ribu. Nggak apalah, cuma sekali ini, pikirku. Aslinya aku memang tidak tau berapa harganya, yang penting anakku senang 🙂
Melihat ibu tadi mengepang rambut anakku, aku jadi tercengang, cepet banget sih ngepangnya, mungkin cuma setengah menit untuk satu kepangan *lha kalau aku yang ngepang bisa-bisa satu kepangan memakan waktu 5 menit sendiri. Iseng kutanya ibu tadi…
“Ibu namanya siapa?”
“Ibu Leni.” *eh namanya kok mirip dengan namaku yaa hahaha 🙂
“Sudah lama kerja seperti ini, Bu.”
“Iya, sudah lebih dari 4 tahun.”
“Ngepangnya bisa cepet seperti ini, belajar sendiri apa dilatih?”
“Sebelum kerja dilatih dulu beberapa hari.”
“Sehari biasanya dapat berapa?”
“Ya, bisa 400 sampai 600 ribu.”
“Wah, lumayan juga ya.”
“Iya, tapi tiap bulan kan mesti setor ke pemda, sekitar 150 ribu.”
“Oh, gitu. Kalau musim liburan sekolah sepertinya lebih rame ya.”
“Iya, tapi setorannya juga nambah, Bu.”
“Tapi meskipun nggak musim libur, kan banyak itu bule-bule yang ke sini.”
“Banyak sih, tapi bule-bule itu biasanya tinggal lama, sebulan atau dua bulan di Bali. Jadi ngepangnya juga biasanya cuma dua kali. Saat pertama datang dan saat mau pulang saja.”
Obrolan singkat akhirnya berhenti saat anakku sudah selesai dikepang. Unik banget memang, aku meminta ijin Ibu Leni untuk berfoto bersama anakku sebagai kenangan-kenangan.
Penampakan rambut setelah selesai dikepang jadi seperti ini :
Siapa yang kepengen dikepang? O’ya yang pernah kepang rambut di Pantai Kuta, berapa ya harganya? Tapi tiap orang mungkin nggak sama, tergantung panjang dan tebal rambutnya juga sih 😀
Pantai Kuta dan Bali memang selalu bikin kangen ya mak Lianny.aku karena sekarang sudah jilbab jadi gak dikepang lagi.tapi kutex nya teteeep..abis suka berasa ada yg kurang ke pantai Kuta tanpa warni-warni di kuku. Nice posting mak Lianny
Kalau pake kutex berapa harganya mak? 🙂
haha… kalo segitu berapa lama ngepangnya? 😀
pantai kuta sekarang kotor terus, meskipun nggak musimnya 😀
salam
Wah ibu itu cepet banget ngepangnya, sebelum 15 menit sudah kelar *Klo aku yg ngepang bisa berjam-jam mungkin haha 🙂
Makasih sdh berkunjung ke sini ..
Asyiiik, bisa tahan setahun ya Jeng kepangnya
Tambah cantik donk ya
Salam hangat dari Surabaya
Haha.. Klo cuma 2 hari sih tahan, tapi klo setahun ya nggak tahan lah pakdhe.
Makasih sudah berkunjung ke sini 🙂
seru juga ya bisa dikepangin , sayaang aku gak bisa ikutan mbak 🙂
Iya mbak Lidya, sudah berhijab ya 🙂
waah.. 60 ribu! ckckck… tapi kepangannya cantik sih 😉
dan baru tau kalo harus setor ke pemda setiap bulan.
Nggak tau juga harga normalnya berapa mak Noe 🙂
rambut dikepang jadi terlihat lebih rapi, tetapi trkadang membuat kurang sedap ketika dopandang…hee
harus dilestarikan tradisi yang asatu ini gan..
Kepang rambut ini khas Pantai Kuta 🙂
wih jadi rapi ya, bagus sih jadi beda ya penampilan..
tapi biasanya kalo kelamaan dikepang, pas dilepas kepangannya rambutnya jadi berantakan ya mak?
*pengalaman dikepang waktu kecil 😀
Iya, rambut jadi kriwul2, krn kepangannya kecil2.
Tapi dikeramasin langsung lurus lagi 🙂
bener banget,, saya sampe risih waktu ditawari jasa aneh2 kyk gitu… awalnya mau coba tato temporer, eh yg lain pada ngiri… mending kabur aja deh. wkakakakakak hla gimana lagi, mau kepang juga rambut ku pendek, mau nail art juga lucu donk 😀
iya, banyak yg nawari ini itu yah 😀
Wah pingin juga nih punya rambut yang bisa dikepang, jadi perlu memanjangkan rambut dengan cepat.