Category: Fiksi
* Credit * Dara memang cantik, pantas saja banyak cowok yang mendekatinya. Tapi kenapa sampai sekarang dia masih belum punya pacar juga? Mataku menerawang, menatap langit-langit kamar dengan perasaan resah. Wajah Dara, adik kelasku, selalu hadir dalam pikiranku. Ada sebuah rasa aneh yang mengalir dalam hatiku setiap berpapasan …
SURAT SURAT CINTA. Seratus lembar untuk seratus pacarku. KEJUTAN. Kepalamu muncul dari dalam surat cinta berwarna merah menyala itu. SURAT KALENG. Ada 10 kg kerupuk di dalamnya. SURAT MISTERIUS. Tubuhku tersedot masuk ke dalamnya. HILANG KEPALA BONEKA BARBIE HILANG. Kucopot kepalaku sebagai gantinya. TELAT NIKAH. Keperawananku hilang saat …
* Foto koleksi Rinrin Indrianie * “Rud, jam berapa sekarang?” “Hampir jam 2 siang, Don.” “Oalah… pantesan perut ini sudah bunyi- bunyi dari tadi. Ngebakso yuk.” “Bakso Pak Sam? Yuk, tapi kau yang bayar, kan hari ini ulang tahunmu.” “Sip deh. Kali ini aku yang traktir baksonya, kau …
* Sketsa oleh Masya Ruhulessin * Pagi ini cerah sekali. Langit berwarna biru terang. Sekelompok peri bermain bersama dan tertawa dengan riangnya. Tak jauh dari situ, seorang peri duduk sendiri dengan muka murung. Lily memang selalu dikucilkan oleh teman-temannya karena mempunyai wajah yang selalu sedih dan sering menangis …
IBU RUMAH TANGGA HEMAT UANG BELANJA. “Ibu, aku pengen makan KFC hari ini. Boleh?” | “Boleh, tapi besok makannya cuma nasi putih campur kecap asin saja, ya?” TANGAN PERKASA. Telah mencuci sepuluh ribu baju dan memasak seribu macam masakan dalam setahun. LUPA BUAH CINTA. “Siapa nama anakmu?” | “Aku …
Credit “Bu, lihat itu.” “Ada apa, Sari.” “Sepeda yang berwarna biru itu bagus sekali, Bu.” “Iya, memang bagus.” “Aku ingin sepeda itu, Bu..” “Sari, sepeda bagus seperti itu pasti mahal harganya. Sekarang Ibu masih tidak punya uang.” “Kapan punya uangnya? Sari ingin mempunyai sepeda itu.” Ibu menghela nafas …
Ini pertama kalinya aku pergi ke Bali dan berkunjung ke Pantai Kuta ini. Pantai yang indah, pantas saja orang tidak bosan berkunjung ke sini, meski sudah berkali-kali. Aku duduk di pasir dan membiarkan saja celana panjangku terkena butir-butir halus pasir itu. Kunikmati segarnya angin yang memporak-porandakan rambutku. Semburat jingga …