Fiksi

Sweater Kenangan

 

Credit

 

Hhh … udara malam ini dingin sekali. Aku bergegas mengenakan sweater yang sedari tadi kupegang.  Kulirik jam tanganku, 23.45, ah, sebentar lagi kereta yang akan membawaku ke Surabaya datang.

 

“Rotinya, Kak? Bisa dimakan di kereta.”  Aku mendongak kaget.

Anak kecil berumur sekitar 10 tahun menenteng keranjang berisi roti.

 “Hanya tiga ribu rupiah.” Matanya berbinar penuh harap.

“Baiklah, tiga ya. Kembaliannya buat kamu saja.” Kuangsurkan uang sepuluh ribu yang langsung diterima anak itu dengan gembira.

“Makasih, Kak.”

“Ibumu kemana? Kok jualan sendiri malam-malam begini?”

“Ibu sudah meninggal. Aku tinggal bersama bibi. Sekarang bibi sedang sakit, jadi aku yang jualan.”

 

Kulirik wajah anak kecil itu dengan hati trenyuh. Sekilas aku melihat tubuhnya menggigil kedinginan terkena angin malam.

Kuusap sweater yang melekat di tubuhku perlahan, ada pergulatan batin dalam hatiku.  Tetapi akhirnya, hati nuraniku yang menang.

 

“Pakailah sweater ini, kau kedinginan.” Kuangsurkan sweater itu dengan mata yang mulai memanas.  Mata anak itu menyorotkan tanya, belum sempat dia berkata aku bergegas naik kedalam kereta .

 

Saat kereta berjalan, kulihat anak  tadi melambai-lambaikan tangannya kepadaku sambil memeluk erat sweater itu, sweater kenangan pemberian almarhum ibuku lima tahun lalu.

Meski sweater itu tak bersamaku lagi, cinta almarhum ibu akan selalu menghangatkan tubuh dan hatiku.

 

16 Comments

  1. Yuli August 2, 2013
    • Lianny August 12, 2013
  2. Lidya August 1, 2013
    • Lianny August 12, 2013
  3. 空キセノ August 2, 2013
    • Lianny August 12, 2013
  4. Siti Nurjanah August 2, 2013
    • Lianny August 12, 2013
  5. Niken Kusumowardhani August 3, 2013
    • Lianny August 12, 2013
  6. lautan kata August 5, 2013
    • Lianny August 12, 2013
  7. haya August 15, 2013
    • Lianny August 15, 2013
  8. Susanti Dewi August 16, 2013
    • Lianny August 22, 2013

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.