Di group MFF sekitar hampir 3 bulan lalu diadakan ajang Idol2 an yang dinamai MFF Idol. Seperti acara Idol di televisi, ada audisi yang menentukan kita akan lolos atau berhak berlaga di MFF Idol ini. Hebatnya semua juri yang menilai tulisan para peserta sama sekali tidak tahu FF itu milik siapa, karena tulisan dikirim oleh host ke juri tanpa nama. Fair banget ya, karena penilaian betul-betul dari tulisannya. Dan penilaian masing-masing juri juga terpisah. Semua penilaian itu nantinya di setorkan lagi kepada host Harry Irfan. Jadi hanya host dan Tuhan saja yang tahu berapa total nilai para peserta. Tiap minggu, tiga peserta dengan nilai terendah akan masuk eliminasi dan diadakan voting oleh member MFF untuk menentukan satu orang yang harus “pulang”. Gelaran show sih dijadwalkan hari Sabtu malam dengan jam suka-suka host nya he he.. Kadang jam 7 malam, pernah dimajukan jam 4 sore, dan pernah juga diundur sampai esoknya jam 2 dini hari. Sekali lagi hanya si host yang tahu he he..
* Poster keren ini dibuat oleh Jiah *
Awal aku ikut audisi bukan karena ngejar hadiahnya yang seabrek itu, tetapi terlebih karena ingin latihan menulis, agar tulisanku lebih baik lagi. Untuk babak audisi ini peserta diharuskan menulis FF 100 kata dengan tema bebas. Syukurlah aku lolos, masuk dalam Top 10 yang harus berjuang tiap minggu membuat FF dari tantangan prompt MFF Idol yang diberikan. Seorang teman mengatakan, ajang ini adalah ajang FF bunuh diri hehe.. dan aku cuma sanggup separuh perjalanan, tidak bisa mencapai garis finish 🙂
Prompt#1 MFF Idol langsung membuat jantungan, karena harus membuat FF dari fiksimini yang ada. Lihat FM nya sudah keder duluan, susah-susah banget, harus milih salah satu dengan cara rebutan pula. Saat itu aku sedang berada di luar rumah, sedang membeli masakan. Nah di tempat itu heboh sendiri, refresh blog MFF berkali-kali dan membaca kilat FM yang ada. Dan cepat-cepat inbox ke host, pilihan FM nya *Duh, ribet banget pake hp. Syukurlah aku “selamat” pada babak ini .
Prompt#2 MFF Idol adalah deconstruction stage, merusak cerita rakyat yang sudah ada. Sempat bingung juga, mau merusak cerita rakyat “Timun Mas” atau “Ande-Ande Lumut”. Akhirnya aku memilih cerita “Timun Mas” untuk kurusak.
Prompt#3 MFF Idol adalah mengedit beberapa kalimat prompt dan mengembangkannya menjadi FF bergenre erotic atau thriller. Ya ampun, aku sama sekali tidak menguasai kedua genre tersebut. Akhirnya aku memilih genre thriller. Prompt ini bikin kepala “cenut2” tapi untunglah aku lolos ke babak selanjutnya. Tapi efek dari membuat cerita thriller ini masih merasuki otakku beberapa hari berlanjut. Saat aku mencacah daging sapi untuk kumasak, aku langsung terbayang dengan cerita thriller yang kubuat. Ampuunnn deh, untung seminggu akhirnya balik normal lagi hihi 😀
Prompt#4 MFF Idol adalah membuat FF bergenre komedi atau fantasi dari sebuah gambar yang diberikan. Lagi-lagi membuat kepala pusing, karena menurutku gambar itu kok malah cocok dibuat cerita thriller daripada komedi. Genre fantasi aku juga tidak begitu menguasai, tapi akhirnya genre ini yang tetap kupilih.
Prompt#5 MFF Idol adalah duet stage, berduet dengan salah satu peserta MFF Idol. Host memilihkan mbak Rieya Rohma sebagai pasanganku. Dan prompt dipilih secara rebutan dengan tema perceraian, kami mendapat tema perceraian Bambang – Halimah untuk dikembangkan menjadi FF. Kami berdua lolos di babak ini.
Prompt#6 MFF Idol adalah fusion stage, menggabungkan sebuah film dan buku untuk dikembangkan menjadi FF. Prompt diberikan secara rebutan dan aku mendapat perpaduan Film Gie (Riri Riza) dan Kambing Jantan ( Raditya Dika). Susah sekali memang menggabungkan buku dan film, dan aku tidak bisa mengeksekusi FF ini dengan baik, hasilnya juga tidak nge-blend. Sebenarnya aku juga sudah membuat 2 buah FF lainnya, tapi tidak jadi kukirim. Dan akhirnya aku harus “pulang” di babak ini *geret koper gede dan melambai2kan tangan ala miss universe 😀
Perjalananku berhenti di situ, aku cuma mampu masuk ke Top 5 MFF Idol. Cuma separuh perjalanan, tidak sampai finish. Tapi aku sudah sangat bersyukur sekali bisa mendapat kesempatan berjuang sampai babak ini.
MFF Idol betul-betul menguras pikiran dan tenaga hihihi, apalagi saat itu aku juga ikut dalam lomba #30HariBlogChallenge di KEB. Rempong banget jadinya, kok bisa sama hari deadlinenya, hari Kamis. Mengingat semua itu sekarang membuatku tersenyum, bagaimana tidak, masih terbayang ngebut ngerjain pekerjaan rumah disambi nulis, kepala pusing cari ide, masakan dan panci yang gosong karena asyik di depan laptop*padahal panci itu baru sebulan beli hiks, blog yang down tidak bisa diakses, rice cooker yang tombolnya belum dipencet ke “cook” sehingga saat suami mau makan, nasinya masih dalam bentuk beras. Fiuhh badai sudah berlalu *ternyata menulis dengan tekanan itu berat banget yahh. Siapa yang menekan? Emang tidak ada sih, cuma aku ingin memberikan yang terbaik semampu yang aku bisa. Meski ternyata hasilnya jadi FF yang geje hihi 😀
Prompt selanjutnya menuju grandfinal sungguh luar biasa, tingkat kesulitannya makin tinggi, bisa dilihat di sini. Untungnya aku dieliminasi di babak itu, karena selama 2 hari kemudian (hari Selasa dan Rabu) badan lemas banget dan terpaksa tergeletak di tempat tidur karena diare dan demam. Bisa kebayang kalau aku masih harus berjuang di babak selanjutnya, yang biasanya DL hari Kamis, bisa stress berat. Belum lagi rempong ngurusin GA yang kuadakan. Ah, ternyata selalu ada hikmah dibalik musibah #halah.. ini musibah atau malah keberuntungan sih dieliminasi? 😀
Dan Minggu kemarin sudah digelar grandfinalnya dan menghasilkan seorang pemenang yang disebut the author, yaitu Sulung, satu-satunya peserta lelaki diantara 9 peserta wanita hihi.. Beliau memang layak menjadi pemenang, tulisannya rapi dengan diksi yang keren, begitu juga ide cerita dan twistnya, keren! Selamat ya… Selamat juga buat Nina yang menjadi runner up. Kalian berdua memang keren.
Banyak hal sudah kudapatkan dari ajang MFF Idol ini. Terima kasih buat host Harry Irfan yang prompt gilanya sudah sukses membuat kepalaku cenut-cenut. Terima kasih buat the writers lainnya dan juga the readers yang telah memberikan semangat dan dukungan buatku. Terima kasih buat para juri Mbak Latree, Carolina Ratri dan Istiadzah yang seringkali mengingatkan tentang logika cerita, ide, diksi, twist dan EYD. Banyak ilmu dan manfaat yang kuperoleh selama “karantina” MFF Idol ini, dan semuanya bermanfaat sekali dalam proses pembelajaranku. Aku memang masih tidak ada apa-apanya dibanding dengan teman-teman lain yang jauh lebih hebat. Ide cerita dan diksiku masih sangat sederhana, begitu juga EYD masih banyak yang salah. Aku masih harus banyak belajar dan belajar …
MFF Idol, benar-benar kenangan yang tak akan terlupakan olehku.
aku belum pede buat cerita mbak 🙂 bisa bealajar dari mbak Lianny ya
yuk mb. Lidya kita belajar bareng, aku juga masih harus banyak belajar 😀
terima kasih sudah berpartisipasi ya mbak 🙂
Makasih mbak La 🙂
FF ya????
angkat tangan aja deh . . .
Iya, FF. Kenapa mbak ?
aaaahhh aku pun belum nulis tentang ini. :((((
Mak Isti mau nulis juga ya? 😀
kayanya aku harus nulis tentang #MFFIdol ini deh 🙂
Haha.. ayo mbak sharing tentang MFF Idol 🙂
kalo aq sangat tak terlupakan….
seumur MFF Idol, jd ghost writer mulu :)))))
Kan ada satu kali yg nggak jadi ghost writer, Jiah 🙂