Ini sekedar cerita tentang anakku, Christina yang duduk di kelas 2 SD. Tanggal 4 Juni lalu, pulang sekolah dia bercerita kalau gurunya akan berulang tahun 2 hari lagi. “Aku pengen kasih hadiah, hadiah apa ya ma?” “Ya kamu pengen memberi apa?” Dia bingung memberi hadiah apa, mau dikasih coklat gurunya pernah bilang ndak suka coklat, sukanya buah. “Sekarang gini aja, uangmu ada berapa, dari situ baru dipilih mau diberi hadiah apa.” Papanya yang ada disitu ikutan nimbrung,”Kenapa ndak ngajak temen-temenmu urunan, ngumpulin uang. Kan jadi banyak, pilihan buat hadiahnya kan jadi banyak juga.” Besoknya disekolah dia betul-betul ngajakin teman-temannya urunan buat beli kado, ada yang mau ada yang ndak mau. Akhirnya pulang sekolah diitung-itung terkumpul Rp. 18.000, itupun karena 1 anak ada yg nyumbang Rp.10.000, ya lumayanlah, lha ngumpulin uangnya cuma 1 hari, besoknya gurunya sudah berulang tahun. Uang itu akhirnya dibelikan kue tart mini sesuai kesepakatan teman-temannya tadi. Kuenya kecil dengan hiasan badut di tengahnya. Besok paginya sebelum gurunya datang papan tulis sudah ditulisi “Happy Birthday Pak Samsul ( nama gurunya) !” , lampu kelas dimatikan. Begitu gurunya masuk, lampu dinyalakan dan semua menyanyi lagu Happy Birthday, kue tart itu diberikan. Anakku begitu antusias menceritakan kejadian hari itu, dari binar di matanya terlihat dia begitu senang bisa memberikan kue ulang tahun buat gurunya, meskipun hadiah itu cuma merupakan hadiah yang sangat kecil dan tidak seberapa besar harganya. Dia bilang, gurunya senang menerima hadiah itu. Aku juga ikutan senang. Jika saja aku yang menjadi gurunya, aku pasti akan merasa bahagia dan mungkin juga bisa terharu. Anak didikku yang masih kecil-kecil ternyata bisa juga perhatian dengan gurunya, dan yang paling hebat adalah keberhasilan dalam membangun hubungan kelompok , merencanakan dan melaksanakan suatu tugas dalam usianya yang belia. Yang dinilai bukan murah atau mahalnya suatu pemberian, melainkan perhatiannya. Pemberian sekecil apapun jika diberikan dengan penuh perhatian dan hati yang tulus tanpa pamrih, akan lebih berarti dan mendatangkan kebahagiaan yang berlimpah, baik kepada yang memberi terlebih kepada yang menerimanya.