Menulis cerita-cerita fiksi sama sekali tak terbayangkan di otakku. Aku lebih suka bercerita tentang kejadian sehari-hari, pengalaman-pengalaman pribadi dan juga seputar dunia anak.
Nah, saat Kampung Fiksi mengadakan lomba Postcardfiction, sempat bingung juga kenapa dinamakan seperti itu. Ternyata itu semacam kita nulis di kartu pos dan ceritanya itu bebas. Seperti kalau kita menulis di kartu pos, tentu jumlah katanya terbatas, tidak banyak seperti cerpen. Akhirnya aku tahu cerita pendek yang lebih pendek dari cerpen ini biasa disebut juga dengan Fiksi Mini atau juga Flashfiction.
Awal ketertarikan ini saat membaca cerita teman-teman yang ikut dalam lomba tersebut, cerita-cerita dengan ending yang benar-benar tak terduga. Akhirnya aku memberanikan diri ikutan dan hanya masuk sampai 48 besar. Bagiku itu sebuah hal yang mengejutkan karena aku belum pernah menulis fiksi sebelumnya.
Bulan Januari, ternyata ada salah seorang teman yaitu mak Carolina Ratri yang mengajukan gagasan untuk belajar bareng menulis fiksi ini, dengan cara memberikan tantangan sebuah prompt untuk dikembangkan menjadi cerita. Aku masih ingat yang pertama kali merespon saat itu adalah mak Hana Sugiharti yang langsung menjawab “iya”. Dalam hati aku sebetulnya ingin ikut juga, tetapi khawatir tidak bisa. Ikut … tidak … ikut…tidak…. *itung-itung kancing baju 🙂 Ternyata waktu yang diberikan untuk mengembangkan prompt itu seminggu. Nah, mulai tertarik nih *masa seminggu nggak bisa dapet ide sama sekali sih, antara ikut dan tidak sekarang mulai 60 : 40. Aku bilang sih kalau tertarik juga belajar bareng tetapi kalau hasilnya jelek bagaimana yaa.. Mak Carra ini malah menjawab dengan “galaknya”, ”Jelek juga gpp, namanya juga baru belajar, kalau tidak dicoba kan tidak tau bisa nggaknya.” Gemes banget kan jadinya, akhirnya aku bilang kalau aku mau ikutan juga.
Hari Senin di bulan Januari itu, awal dimulainya prompt tiba. Dan tebak apa prompt pertama ini, yaelah gambar g-string warna merah menyala membuatku ingin pingsan saja. Punya nggak, melihat belum pernah apalagi memegangnya, lha ini disuruh buat ceritanya. Mulai deh kepala nyut-nyutan mikirin prompt ini, dan akhirnya kupaksain juga nulis prompt pertama ini sebelum seminggu berlalu. Dan satu persatu mulai setor juga, akhirnya di goup KEB banyak berkibar-kibar gambar “benda warna merah darah” itu he he… Mak Carra akhirnya berinisiatip membuat sebuah group baru untuk belajar bareng menulis fiksi ini yaitu group Monday Flashfiction.
Ternyata belajar bareng itu sungguh mengasyikkan. Kami saling blogwalking dan saling memberikan saran dan kritik. Buatku kritikan bukan untuk menjatuhkan, malah sebaliknya justru dari kritikan itulah tulisan kita akhirnya lambat laun akan bisa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Jadi jangan sungkan untuk memberikan masukan, aku sudah menyiapkan berpuluh-puluh toples besar untuk menampung semua lemparan “kripik-kripik pedas” itu.
Perkembangan group MFF itu sendiri, dari yang anggotanya tidak sampai 10 orang sekarang sudah bertambah banyak, dan yang masuk banyak yang sudah jago-jago dan terbiasa menulis fiksi baik itu flashfiction, cerpen dan novel. Dibandingkan mereka sih, aku yang pemula ini tak ada apa-apanya, ibarat gajah dan semut, aku adalah si semut yang kecil itu. Meski begitu aku tetap berusaha semampu yang aku bisa, pokoknya harus tetap semangat, meskipun akhirnya cerita yang berhasil kubuat hasilnya geje dan bukan flashfiction dengan ending yang nge-twist. Yang pasti aku senang belajar bareng di sini.
Dan saat terlontar gagasan untuk membuat buku Best Of MFF ini dengan royalti nantinya akan disumbangkan kepada yang membutuhkan, ternyata semua member antusias. Bulan Juni mulai diadakan seleksi. Senang banget saat dinyatakan lolos seleksi dan menjadi salah satu kontributor di buku Best Of MFF ini. Sungguh salut buat semua admin yang mengerjakan semua proses pembuatan buku ini sendiri, dari mulai seleksi, editing dan covernya sampai akhirnya buku ini publish di nulisbuku.com.
Bangga? Tentu saja bangga banget *biarlah dibilang lebay … secara ini adalah buku antologiku yang pertama bersama teman-teman di group MFF. Meskipun cuma diterbitkan secara indie tapi sama sekali tak mengurangi kebanggaan kami, karena buku ini adalah bukti sebuah proses pembelajaran bersama teman-teman di group MFF.
Aku bangga dengan kerja keras para admin, bangga pada teman-teman juga yang saling dukung dan bersemangat dalam proses pembelajaran MFF ini. Kalian semua hebat!
Dan, inilah penampakan bukunya:
Kumpulan Flashfiction dan Fiksi Mini
Untuk pemesanan bisa langsung ke nulisbuku.com
yaaa..
Selamat ya mba. Dari kemarin lupa ucapin. Dah baca pengumumannya di FB. Pengen beli deh bukunya.
Makasih Ryan ..
dengan MFF saya bertambah sahabat baik, sepertimu Mak, yang saling menyemangati walau tak pernah bersua. Semoga suatu saat bisa kopdar ya Mak dengan semuanya juga.
Aku doakan juga kamu punya buku solo Mak, pasti aku beli. Tulisannmu enak-enak suwer deh 😀
amin, jadi terharu nih *ambil tissue. Aku doakan yg sama juga untukmu mak Hana. Makasih ya ..
Selamat mbak. Semoga menyusul buku-buku berikutnya.
amin, makasih mbak Niken ..
Selamat ya Mbak… Bukunya kereeennn 🙂
Makasih ..
bangga ya, mak? saya juga bangga :))
yuk, yuk, mari berbahagia dengan terbitnya buku ini :)))
yukkkk *pelukan bareng 🙂
numpang cuit-cuitttt hehwhwhwhw
numpang? nggak boleeehhhh 🙂
Wah..keren.. Walaupun masuknya telat tapi aku siap belajar bareng di MFF.mohon bimbingannya y mba:)
Yuk sama-sama belajar mbak 🙂